Sabtu, 11 April 2009

Sumberdaya Air


Sumberdaya Air
Sumberdaya air merupakan bagian dari sumberdaya alam yang sangat penting dibutuhkan bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Sumberdaya air digunakan manusia dalam pelbagai jenis pemanfaatan, yaitu keperluan domestik, irigasi pertanian, pembangkit tenaga listrik, industri, perikanan, pelayaran, olahraga, rekreasi, dan sebagainya. Pada ruang dan waktu tertentu dalam rupa hujan hujan lebat, banjir sumberdaya alam yang sangat berguna ini menjadi “perusak”, menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa manusia. Keberadaan air di permukaan bumi merupakan produk siklus alamiah yang disebut siklus atau daur hidrologi, yang terjadi setiap saat dan berlangsung sepanjang waktu, hanya berbeda dalam ruang dan waktu. Prosesnya berlangsung sederhana dan mudah dimengerti.
Akibat panas yang bersumber dari sinar matahari, terjadi evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi. Uap air produk penguapan itu, pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian karena beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitas, dalam bentuk salju, hujan es, hujan, embun ke permukaan bumi. Sebelum tiba di muka bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba di muka bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh di daratan mencapai permukaan tanah, sebagian akan tertahan oleh tajuk daun (intersepsi), bangunan, dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan kayu ke permukaan tanah. Air hujan yang mencapai tanah, sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow) kemudian terkumpul pada saluran (surface runoff) akhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut sebagian akan menguap kembali ke atmosfer. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-sungai (interflow) dan sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (ground water).
Sumberdaya air adalah semua air yang terdapat di dalam dan/atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang ada di atas maupun di bawah permukaan. Sumber air meliput: (1) air permukaan seperti sungai, danau, waduk, embung, dan rawa; (2) air tanah termasuk mata air; (3) air di udara. Air merupakan sumberdaya alam terbatas, kebutuhan akan air selalu meningkat setiap saat. Ketersediaan sumberdaya air sangat beragam secara spasiotemporal. Ini berarti ketersediaan dan penggunaan kebutuhan sumberdaya air selalu berubah dan dinamis setiap saat. Seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan berkembangnya kebutuhan manusia. Tuntutan yang besar terhadap kebutuhan sumberdaya air, baik secara kualitas maupun kuantitas semakin tinggi. Tuntutan terhadap sumberdaya air apabila tidak dapat dikelola dengan baik akan mengakibatkan krisis air dan konflik. Krisis air ini menurut UNESCO meliput, kelangkaan air (water scarcity), kualitas air (water quality), dan bencana berkaitan dengan air (water-related disaster).
Manusia dalam memenuhi kebutuhan air untuk kelangsungan hidupnya diperoleh dari air hujan, air permukaan, dan air tanah (mata air dan sumur), dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan, kondisi daerah, tingkat pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Sumberdaya air sebagai kebutuhan pokok manusia harus memenuhi syarat kuantitas, kualitas, dan kesinambungannya Dari segi kuantitas, diharapkan agar air dapat mendukung sepenuhnya kebutuhan terhadap sumberdaya air oleh penduduk suatu wilayah pada waktu tertentu. Air yang dikonsumsi tersebut merupakan air bersih ditinjau dari parameter fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas. Kesinambungan (regimen), diharapkan agar tidak ada perbedaan yang menyolok antara debit air di musim hujan dengan air di musim kemarau.
Salah satu usaha yang telah dilakukan penduduk guna mengatasi kekurangan air untuk kebutuhan domestik atau lainnya d musim kemarau adalah dengan pembuatan bak-bak penampung air hujan. Usaha ini cukup berkembang dengan baik atas inisiatif masyarakat, LSM, swasta, pemerintah. Kualitas air hujan yang tersimpan dalam bak penampung tersebut umumnya kurang memenuhi syarat standar air minum dari Depkes. Kesadahan air tersebut terlalu tinggi, kadar Fe juga tinggi, mengandung bakteri Choli. Secara fisik juga, kurang memenuhi syarat karena terlalu keruh, rasanya kesat dan kadang berbau.
Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan tanah, yang bergerak dan tidak bergerak, seperti air sungai, air danau, embung, waduk, dan rawa. Indonesia memiliki 5.886 buah sungai induk tersebar di seluruh wilayah nasional (Rais, 2004). Sumberdaya air sungai dinilai atas dasar potensinya, meliput debit aliran dan kualitas airnya. Air yang mengalir di dalam sungai, apabila dibuat konstruksi yang melintang sungai disebut bendung dan air yang tertampung di hulu akan merupakan air tampungan disebut waduk. Air sungai dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestk, irigasi pertanian, pembangkit tenaga listrik, navigasi, pariwisata, perikanan, olahraga, dan sebagainya. Sementara itu, air limpasan yang belum sempat masuk ke dalam alur sungai, apabila ditahan dengan suatu konstruksi pada celah alur bukit (gulley) akan menjadi waduk kecil yang sering disebut Embung. Embung merupakan suatu konstruksi mirip dengan bendungan namun berskala kecil, sederhana, dapat bermanfaat untuk penyediaan air domestik, perikanan darat, air minum ternak dan apabila air limpasan cukup dan catchment area cukup besar dapat dimanfaatkan untuk irigasi.
Danau merupakan cekungan di permukaan bumi yang cukup luas dan digenangi air. Badan air ini mensuplai air dari air sungai, hujan, mata air, dan air tanah.
Danau di Indonesia terbentuk karena vulkanik, tektonik, tektonovulksnik, pelarutan, bendungan. Manfaat badan air ini: sebagai pengatur air sehingga tidak terjadi banjir (flood control), sebagai tandon air yang penting untuk irigasi, tempat rekreasi dan obyek wisata, sebagai sarana olahraga danau. Ada beberapa masalah terkait dengan danau ialah: pendangkalan karena sedimentasi, turunnya permukaan air danau, terjadinya penguapan melebihi jumlah air yang masuk ke danau, dan penjebolan waduk. Komponen biotik danau: tetumbuhan, bakteri dan cendawan, hewan. Rawa adalah daerah rendah yang digenangi air dan pada umumnya permukaan air tawar selalu di bawah atau sama dengan paras laut, sehingga airnya selalu menggenang dan permukaan airnya selalu tertutup oleh tumbuhan air.
Rawa terdiri dari : (1) rawa tergenang, airnya selalu tergenang dan dasar rawa merupakan lapisan
gambut yang tebal; (2) rawa pasang surut, rawa yang airnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Rawa antara lain dimanfaatkan untuk sawah pasang surut. Air tanah adalah air yang tersimpan di bawah tanah yang mengisi pori-pori atau rongga antar butir batuan (Sudarmadji, 1985). Menurut Sabar (1996), air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak bergerak maupun bergerak melalui media berbutir. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (UU RI Nomor 7 Tahun 2004, 2004). Ada beberapa ubahan yang mempengaruhi keberadaan air tanah di suatu daerah, yaitu curah hujan, jenis batuan, sifat fisika dan kimia bahan penyusunnya, umur batuan, kemiringan lereng medan, tutupan lahan dan penggunaan lahan. Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeabel yang dikenal sebagai akifer, merupakan lapisan batuan yang dapat mengandung dan melepaskan air dalam jumlah yang cukup besar. Berdasarkan keadaan dan letaknya akifer terdiri dari beberapa tipe, yaitu: (1) akifer tidak tertekan atau afiker bebas (unconfined aquifer), lapisan yang mengandung air tanah bebas, di bagian bawah dibatasi oleh lapisan kedap air dari sebelah atasnya berupa muka air. (2) akifer tertekan atau akifer
terkekang (confined aquifer), lapisan yang mengadung air tanah yang terdapat pada lapisan yang dibagian atas dan di bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air, sehingga air tanah di dalamnya berada dalam keadaan tertekan. Akifer yang terdapat di antara dua lapisan kedap air ii apabila dibor, biasanya timbul sumur artesis. (3) afiker setengah tertekan, lapisan kedap air sebelah atas akifer tidak sepenuhnya kedap air (misalnya lapisan tanah lihat), (4) akifer tengkak (perched aquifer), lapisan mengandung air terletak di atas lapisan kedap air yang tidak begitu luas. Lapisan ini berada pada zona aerasi di atas water table. Air tanah tersebut dikenal sebagai air tanah tumpang, dan kurang dapat diandalkan sebagai sumber air, karena mempunyai volume air yang terbatas. Air tanah juga ditemukan pada akiklud, formasi yang mengandung air tetapi tidak mampu memindahkan jumlah air yang nyata. Formasi geologi yang tidak dapat menampung dan melepaskan air dalam jumlah yang cukup, dinamakan akifug (aquifuge). Pemanfaatan ar tanah antara lain untuk memenuhi kebutuhan domestik, industri, dan pertanian.
Penggunaan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan: (1) penurunan muka air tanah, sehingga menyebabkan sumber air berkurang atau kering, (2) penurunan permukaan tanah, (3) penerobosan air asin (intrusi air laut), sehingga air tanah menjadi asin dan tidak dapat dimanfaatkan. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka harus dijaga supaya pengambilan air tanah sesuai dengan pengisian kembali. Apabila pengisian kembali cukup besar dengan kecepatan sirkulasi yang tinggi, maka dapat dilakukan pengambilan air tanah secara lebih intensif, sedangkan sirkulasinya rendah, maka pengambilan air tanah harus dibatasi. Mata air merupakan singkapan (pemunculan) air tanah pada permukaan lahan. Pemunculan air tanah pada mata air terpusat pada satu titik, bila pemunculannya melalui garis atau bidang, disebut rembesan (seepage). Berdasarkan sebab pemunculannya mata air dapat digolongkan sebagai berikut. Pertama, mata air yang muncul karena nongravitatif: mata air vulkanik, mata air thermal dan geiser. Kedua, mata air yang muncul karena tenaga gravitatif: (a) mata air depresi, terbentuk bila muka freatik terpotong oleh muka topografi, (b) mata air sentuh, lapisan permeable berada di atas lapisan impermeabel, (c) mata air artesian, terbentuk bila air tertekan oleh tekanan hidrostatk, dan muncul singkapan akifer atau bila air menembus lapisan pembatas akifer, (d) mata air rekahan, retakan atau bukaan yang terdapat pada
lapisan batuan, (e) mata air talus, yang muncul di kaki talus. Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air dalam ruang dan waktu agar sumberdaya air dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
untuk kesejahteraan rakyat banyak, dinamakan pengelolaan sumberdaya air. Pengelolaan air di daerah perkotaan tidak terlepas dari prinsip bahwa air merupakan sumberdaya yang sangat terbatas dan mempunyai tingkat kerawanan yang tinggi, baik untuk kesehatan maupun konflik sosial. Dalam pengelolaan sumberdaya air perlu dilakukan secara komprehensif terhadap semua stakeholder kota secara partisipatif dengan penuh kesadaran bahwa air merupakan sumberdaya yang sangat berharga, bernilai tinggi untuk kepentingan manusia. Air juga sebagai sumberdaya ekonomis senantiasa dimanfaatkan untuk seluruh masyarakat dan merupakan hak dasar bagi seluruh manusia. Sumberdaya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya mempunyai kedudukan serta peran penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan. Sumberdaya alam hayati meliput
sumberdaya nabati dan sumberdaya hewani. Dalam Subunit 2 ini Anda akan mengenal keanekaragaman sumberdaya alam hayati. Unsur-unsur sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling tergantung antara satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi sehingga
kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem. Untuk menjaga agar pemanfaatan sumberdaya alam hayati dapat berlangsung dengan cara sebaik-baiknya, maka diperlukan langkah-langka konservasi sehingga sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya selalu dipelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan serta melekat dengan pembangunan itu sendiri.
Sumber : kajian ips ,
klik di bawah ini untuk tayangan video dengan topik sejenis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar